2.png)
_(1)1.png)
- Rapat Koordinasi Evaluasi RKPD Triwulan II Tahun 2025 Kabupaten Purworejo
- PMI Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Ribut di Desa Trimulyo, Kecamatan Grabag
- Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Orang Asing Kabupaten Purworejo Bahas Persebaran dan Pengawasan WNA
- BPBD Purworejo Gelar Paparan Pendahuluan Penyusunan Dokumen Rencana Kontingensi Bencana Tsunami Tahun 2025
- Penandatanganan Dokumen Kopdes Merah Putih Didampingi Notaris di Aula Kecamatan Grabag
- Balai KB Grabag Gelar Penyuluhan dan Pembinaan Lini Lapangan di Aula Kecamatan
- Mini Lokakarya Kader Kesehatan dan KB se-Kecamatan Grabag Digelar di Desa Patutrejo
- Konferensi Dinas Kepala Desa se-Kecamatan Grabag Bahas Desk Ketahanan Pangan Tahun 2025
- Kecamatan Grabag Gelar Rakor Perubahan APBDes Tahun 2025
- Sholat Ied dan Penyerahan Hewan Kurban Presiden Meriahkan Idul Adha 2025 di Desa Ketawangrejo
Manual Book Pendok
MANUAL BOOK
PENDOK (Pengembangan dan Pemanfaatan Eceng Gondok)
- Latar Belakang
Embung Bakurejo di kecamatan Grabag, kabupaten Purworejo dibangun sejak 2017 hingga 2021 mencapai panjang 600 Meter dengan lebar 250 Meter dan dalam 5 Meter. Embung tersebut menampung air hujan dan limpasan air dari anak-anak sungai di daerah hulu dan pada arah hilir terhubung dengan kawasan pesisir pantai selatan Jawa Tengah. Sebagai sumber air, embung Bakurejo terkait dengan areal pertanian dari wilayah desa-desa Duduwetan, Bakurejo, Dudukulon dan Rejosari dengan luas lahan tidak kurang dari 237 hektar.
Saat ini badan air embung dan anak-anak sungainya terisi penuh dengan gulma eceng gondok. Eceng gondok ini secara periodik mati dan tumbuh kembali karena pergantian pengaruh antara intrusi air asin dari laut dan air tawar dari daerah hulu. Sumbatan limbah dan gulma enceng gondok ini menyebabkan pendangkalan embung membuat aliran air dari hulu terhambat sehingga menyebabkan banjir pada kawasan embung dan persawahan di sekitarnya. Intrusi air laut tidak hanya menyebabkan kematian gulma enceng gondok tetapi juga kematian dan atau menurunnya produktivitas tanaman pertanian.
- Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan penerapan dan pengembangan inovasi PENDOK (Pengembangan dan Pemanfaatan Enceng Gondok) Tahun 2024/2025 adalah untuk pengembangan dan pemanfaatan eceng gondok.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
- Menemukenali keseluruhan kondisi fisik, ekologis dan sosial kawasan lansekap embung Bakurejo dari hulu anak sungai, embung hingga pesisir dan garis pantai.
- Mengidentifikasi potensi, permasalahan dan peluang pengembagan fisik, ekologis dan sosial pada kawasan lansekap embung.
- Mengidentifikasi agenda dan prioritas kajian, penelitian dan aksi pengelolaan ekosistem kawasan lansekap.
- Pelaku :
- Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto
- Yayasan Bina Wirausaha Lingkungan
- Desa yang berketempatan (Bakurejo, Duduwetan, Dudukulon, Rejosari)
- Kecamatan selaku pengendali pelaksanaan
- Prosedur:
- Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto dan Yayasan Bina Wirausaha Lingkungan bekerjasama dengan Desa Bakurejo, Duduwetan, Dudukulon, dan Rejosari serta Kecamatan Grabag melakukan koordinasi awal mengenai potensi pemanfaatan Eceng Gondok di Kawasan Embung.
- Pembuatan SK Tim Pengelola PENDOK (Pengembangan dan Pemanfaatan Eceng Gondok).
- Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
- Pembuatan pupuk organik dari Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto dengan Desa yang dipantau oleh pihak Kecamatan.
- Pemanfaatan hasil berupa pupuk organik oleh warga masyarakat dengan perjanjian.
- Langkah-langkah Pelaksanaan PENDOK (Pengembangan dan Pemanfaatan Eceng Gondok)
- Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto dan Desa berketempatan, dikoordinasi oleh Bapak Aris (peneliti) melakukan pembuatan pupuk organik dengan mengadopsi cara pembuatan kompos media tanam jamur merang (Irawati, 2017). Adapun komposisi masing-masing bahan baku berikut:
-
- Eceng Gondok rajangan 75%
- Kotoran hewan (sapi) 10%
- Kapur 5%
- Bisa ditambahkan bahan lain misal abu sekam padi hingga : 10%
- Air secukupnya hingga terbentuk kadar air sekitar 80%.
Pembuatan pupuk organik menggunakan metode sebagai berikut:
-
- Metode Pile (Tumpukan)
Dibuat tumpukan bahan baku beserta campurannya pada tahap awal dengan dimensi lebar = 2 m; tinggi = 1,5 m; dan panjang = 6 meter, sehingga total akan diperoleh volume = 18 m3. Untuk memudahkan pembuatannya dapat dibantu dengan pemasangan pagar yang mudah dipindah/bongkar pasang dengan ukuran menyesuaikan tumpukan. Proses pembuatan pupuk berlangsung selama 15 hari.
-
- Metode Closed Container (Kantong Tertutup)
Metode ini menggunakan formula yang sama dengan metode Tumpukan dengan terlebih dahulu dilakukan pencampuran kemudian dimasukkan ke dalam kantong-kantong seukuran karung pakan ternak yang diberi lubang-lubang secukupnya. Kemudian dibiarkan dalam waktu 1 – 2 bulan hingga kompos matang dan siap digunakan.
-
- Hasil berupa pupuk organik dapat dimanfaatkan oleh petani di Kecamatan Grabag dengan perjanjian untuk lebih memajukan potensi pemanfaatan eceng gondok dan pertanian di lingkungan Kecamatan Grabag.
- Pengembangan wilayah embung untuk menggiatkan kembali sektor pariwisata setelah eceng gondok diwilayah tersebut terkendali.
- Kawasan embung dapat dijadikan sebagai lahan pusat penelitian pengembangan dan pembibitan komoditas cocoa.
- Pengembangan homestay untuk KKN mahasiswa, peneliti, pengunjung wisata.
- Penelitian dan pengembangan penanganan intrusi air laut.