- Konsultasi Publik Terhadap RAPBDesa TA 2025 Desa Duduwetan
- Konsultasi Publik Terhadap RAPBDesa TA 2025 Desa Ketawangrejo
- Konsultasi Publik Terhadap RAPBDesa TA 2025 Desa Bendungan
- Konsultasi Publik Terhadap RAPBDesa TA 2025 Desa Sumberagung
- Konsultasi Publik Terhadap RAPBDesa TA 2025 Desa Patutrejo
- SENAM
- DESK APBDES TH 2025
- PELANTIKAN PERANGKAT DESA KERTOJAYAN
- PENDAMPINGAN SASARAN BERISIKO STUNTING
- RAKOR PKK
Enceng Gondok
Berita Terkait
- Lintas Sektoral0
- SENAM PAGI0
- Pengecatan Pagar0
- Rakor Timwas kecamatan0
- Rakor Timwas0
- Sosialisasi Hukum Dari Kejaksaan Negri Purworejo0
- pembentukan Timlak Desa Ketawangrejo0
- Khataman0
- Haornas0
- PENGAJIAN UKUWAH ISLAMIYAH0
Berita Populer
- Ada Perubahan Jadwal Pembentukan PPS, Calon Anggota PPS Harus Tahu
- Tanda Kebesaran Buka-Tutup
- Ikrar Halal Bihalal Keluarga Kecamatan Grabag
- SOSIALISASI APLIKASI SIKS-NG
- KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN
- Pentas Wayang Kulit Ki Seno Nugroho di Lapangan Desa Ketawangrejo Sedot Ribuan Penonton
- TP PKK Kabupaten Purworejo Evaluasi 10 Program Pokok PKK di Desa Kedungkamal
- Tahun 2020 Kecamatan Grabag Akan Miliki Puskesmas Rawat Inap
- PENTINGNYA GIZI DAN LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
- Gebyar Kampung KB Desa Bakurejo
Pada tanggal 13 September 2019, Kecamatan Grabag menjadi tuan rumah diskusi penting yang melibatkan Yayasan Binawirausaha Lingkungan dan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Diskusi ini bertujuan untuk membahas pemanfaatan enceng gondok pada embung yang ada di wilayah Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo.
Diskusi berlangsung di aula kantor kecamatan dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kasubbag Umum Kepegawaian, Pendamping Desa, serta kepala desa dari tiga desa: Duduwetan, Dudukulon, dan Bakurejo. Juga hadir beberapa perangkat desa yang mendukung pelaksanaan program ini. Kehadiran mereka menandakan dukungan dan keterlibatan aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemanfaatan enceng gondok.
Pemanfaatan enceng gondok, tanaman air yang sering dianggap sebagai gulma, menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Yayasan Binawirausaha Lingkungan dan Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto memaparkan berbagai penelitian dan studi kasus mengenai manfaat enceng gondok, terutama dalam konteks pengelolaan embung. Enceng gondok diketahui memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas air dan membantu mengontrol pertumbuhan alga yang dapat menyebabkan eutrofikasi pada badan air.
Diskusi dimulai dengan presentasi dari Yayasan Binawirausaha Lingkungan tentang berbagai teknologi dan metode pemanfaatan enceng gondok. Mereka menjelaskan bagaimana tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik, pakan ternak, Teknologi ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengelolaan embung yang lebih efektif, serta meningkatkan nilai ekonomi dan lingkungan di wilayah Kecamatan Grabag.
Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto kemudian melanjutkan dengan pemaparan tentang penelitian terbaru mengenai enceng gondok. Penelitian ini menunjukkan bahwa enceng gondok dapat berfungsi sebagai biofilter yang efektif dalam mengurangi kadar nutrien berlebih dan bahan pencemar dalam air embung. Keberadaan enceng gondok di embung dapat membantu menjaga kualitas air, serta mencegah penurunan fungsi embung yang disebabkan oleh pencemaran.
Dalam sesi diskusi, Kasi PMD memberikan tanggapan positif terhadap potensi solusi yang ditawarkan. Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga non-pemerintah, akademisi, dan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan ide-ide inovatif dalam pengelolaan sumber daya alam. Pendamping Desa juga memberikan perspektif terkait tantangan di lapangan serta bagaimana pelaksanaan proyek ini dapat berjalan dengan baik jika ada dukungan dan keterlibatan aktif dari masyarakat lokal.
Kepala Desa Duduwetan, Dudukulon, dan Bakurejo mengungkapkan antusiasme mereka terhadap inisiatif ini. Mereka menyadari manfaat yang bisa diperoleh dari pemanfaatan enceng gondok dan berharap bisa melihat hasil yang nyata dalam waktu dekat. Beberapa perangkat desa juga mengusulkan agar ada pelatihan bagi masyarakat mengenai cara memanfaatkan enceng gondok secara efektif, serta bagaimana mengelola embung dengan baik.
Diskusi diakhiri dengan kesepakatan untuk melanjutkan langkah-langkah konkret dalam implementasi pemanfaatan enceng gondok. Rencana tindak lanjut mencakup penyusunan proposal proyek, penjadwalan pelatihan untuk masyarakat, serta monitoring dan evaluasi hasil implementasi. Seluruh pihak yang terlibat berkomitmen untuk bekerja sama demi keberhasilan program ini, dengan harapan bahwa pemanfaatan enceng gondok akan membawa dampak positif bagi kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Grabag.
Secara keseluruhan, diskusi ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan akademisi dalam upaya mengatasi masalah lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup di wilayah tersebut.